Cegah Paham Radikalisme, BNPT Rangkul Penyuluh Agama

By Admin

nusakini.com--Kasus terorisme yang semakin merajalela di kalangan masyarakat saat ini telah menjadi fokus utama pemerintah. Maka dari itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Dialog Penyuluh Agama Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme Se-Wilayah Jawa Timur. 

Penyuluhan tersebut digelar di Hotel Vasa, Kamis (15/6). Dalam penyuluhan ini Amrizal, Inspektur BNPT menjelaskan bahwa terorisme saat ini sudah menjadi ancaman bagi masyarakat.

“Terorisme saat menjadi ancaman bagi masyarakat. Mayoritas yang menjadi teroris berusia 20-30 tahun, karena mereka berpikir itu yang terbaik buat keluarga dan negara mereka dengan didoktrin menggunakan narasi keagamaan. Banyak pemuda dan remaja terhasut dan terjatuh dalam radikal terorisme”, tutur Amrizal. 

Amrizal juga mengungkapkan kalangan remaja dengan tingkat keagamaan yang rendah, maka akan lebih mudah dihasut. Saat ini Prosentase teroris pada kalangan 20-35 tahun sebanyak 47,3%. Potensi radikalisme di Indonesia menurutnya tidak pernah padam dan tidak pernah usai, hal itulah yang menuntut kita untuk selalu waspada dan tidak boleh panik. 

Amrizal menambahkan saat ini kita telah menyaksikan sarana propaganda baru yaitu internet dan pola rekrutmennya pun telah berubah. Dengan menggunakan handphone saja seseorang dapat didoktrin dengan mudah. Biasanya mereka kerap menggunakan nama tuhan tapi mempraktekkan hal yang nyelempang. Mereka membawa misi agama tapi pola tidak mencerminkan ajaran agama tersebut, sambung Amrizal. 

Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga menjelaskan bahwa pencegahan terorisme sebaiknya dimulai dari anak-anak. “Seringkali kita lupa bahwa ada hubungan manusia yang sangat penting yaitu dengan Allah. Dalam agama kita diajarkan untuk peduli kepada semua umat manusia. Maka dari itu mari kita bergandengan tangan bapak ibu sekalian untuk menjaga generasi muda kita apalagi anak-anak. Bagaimana saya bisa membangun surabaya kalau anak-anak kita masih berantakan. Mari kita belajar tentang kemajuan. Mari kita rangkul saudara-saudara kita jangan malah dibiarkan terutama anak-anak kita”, jelas walikota. 

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga telah membuat aplikasi untuk melawan radikalisme yang diberi nama Getar Media. Masyarakat dapat bertukar informasi dan opini, dapat saling berdiskusi dan berpendapat dengan fitur diskusi. Diskusi dilakukan oleh orang-orang terpilih dan juga para ahli terpercaya. 

Melalui aplikasi ini juga, masyarakat dapat melapor tindakan radikal yang ada pada dunia maya atau situs-situs yang mengandung unsur radikal melalui fitur Ayo Lapor dan dapat terhubung dengan para ahli yang menangani tindakan-tindakan radikalisme. Getar Media dapat didownload melalui app store atau play store. (p/ab)